Saturday, June 22, 2019

seorang teman


Seorang teman duduk merenung.
Tak lama air mata turun melewati pipinya.
Sungguh ingin aku bertanya "mengapa?"
Namun wajahnya menolak tepat sebelum aku bertanya.

Seorang teman duduk termenung.
Tak lama kepala ia tundukkan dalam-dalam.
Sungguh ingin aku menghiburnya,
tetapi kesakitan telah merenggut habis tawanya.

Seorang teman duduk tak tenang.
Gurat kecewa kentara di matanya.
Aku berlutut lalu memeluknya,
agar setidaknya, ia tak merasa sendirian di dunia.

Seorang teman duduk tersedu,
bahuku basah oleh air matanya.
Katanya, hidup begitu tak adil.
Aku tersenyum lalu berkata,
"Hidup adil karena telah membagi luka dan bahagia pada porsi yang seharusnya."



22:34 PM

No comments:

Post a Comment