Thursday, May 23, 2019

Tentang Kemarin, Hari Ini, dan Esok yang Belum Kita Ketahui

Kemarin, malam-malam mungkin menyuguhkanmu kepedihan tanpa usai.


Mendatangkan suara-suara yang menyalahkan keputusanmu, menyalahkan keadaan kalian. Mengenang sikap-sikap yang mau tak mau harus kau terima, meski sesak di dada, meski jantung tertusuk ribuan duri.


Kemarin, tangis tanpa air mata, hingga tangis yang membuatmu ingin mati saja melumpuhkan hati bahkan tubuhmu. Kesehatan fisikmu terganggu. Bersembunyi di balik senyum palsu menjadi keahlian barumu. Setiap malam menjerit kesakitan, namun harus tetap tersenyum begitu pagi menjelang. Sulit, memang. Kau tertatih, merangkak penuh kerapuhan.


Kemarin, hidup sedang benar-benar jahat kepadamu. Di dalam, kau hancur hingga ke dasar. Keinginan hati adalah untuk menyelesaikan segala nyeri. Namun setiap hari ada saja yang mencongkel luka, membiarkannya kembali berdarah-darah, bahkan bernanah. Tak memberimu jeda, tak membiarkanmu rehat barang sebentar saja.


Kemarin, duniamu hancur. Seakan-akan tiada lagi yang bisa dijadikan alasan untuk bertahan. Semua di hidupmu kala itu adalah alasan untuk mati. Alasan untuk pergi dan tidak kembali lagi.





Lalu, hari ini.

Dengan perlahan dan penuh kehati-hatian, kau mulai menghibur hati. Terimalah kenyataan, wahai diri. Tiada yang salah dari kesakitan ini. Hidup adalah tentang hujan dan pelangi, mendung dan cerah, siang dan malam, sedih dan bahagia, sehat dan sakit, berhasil dan gagal. Semua ini wajar kaurasakan. Masih merasakan sakit berarti engkau masihlah manusia, yang tak bisa apa-apa tanpa Tuhannya.


Lalu, hari ini.

Perihal Tuhan, kau mulai kembali menyusun segala yang retak. Keyakinanmu pada janji-janji-Nya; kepercayaanmu pada rencana baik-Nya, yang kemarin sempat sirna akibat luka yang terlalu lebar menganga, mulai kembali kau temukan jalan menuju-Nya.


Lalu, hari ini.

Hidup adalah tentang menyembuhkan diri sendiri. Bukan mereka, bukan orang-orang di luar sana, bukan pula waktu; tetapi dirimu yang akan menyembuhkan luka itu. Sembuh adalah tujuanmu kali ini. Dengan lebih banyak menerima, lebih banyak mengingat-Nya, lebih mengikhlaskan ketetapan-Nya, dan lebih menguatkan doa-doa; munajat kepada-Nya, dan;




Percayalah, besok, akan kautemui.


Hari di mana bahagia membuatmu lupa pada rasa sakit. Hari di mana kau berkata, benarlah keputusanku waktu itu, seharusnya aku tak terlalu banyak menyesalinya. Hari di mana senyumanlah yang menghiasi siang malammu. Pagimu tak lagi penuh senyum palsu. Kau tak lagi berpura-pura bahagia, karena kau telah benar-benar bahagia.


Kemarin penuh pelajaran, hari ini adalah waktu untuk merencanakan kesembuhan, dan besok, kembalilah pada seutuh-utuhnya dirimu, kembalilah pada sebahagia-bahagianya hatimu. Ringanlah langkahmu, ringanlah pundakmu. Terimalah segala ketentuan Allah dalam hidupmu. Rencana-Nya adalah baik. Rencana-Nya pasti baik. Berproseslah, dan besok, tersenyumlah.



Kesembuhan yang utuh menantimu.❤

No comments:

Post a Comment